
Pada penelitian yang dilakukan tahun 2007, PBB memperkirakan bahwa kenaikan permukaan air laut di tahun 2100 mendatang hanya antara 18 sampai 59 sentimeter saja. (paraorkut.com)
Kenaikan air laut hingga 1,6 meter akan mengancam sejumlah kawasan, mulai dari Bangladesh sampai Amerika Serikat dan kota-kota mulai dari London hingga Shanghai. Kenaikan air laut juga akan meningkatkan biaya, misalnya pembangunan benteng penahan banjir atau tsunami di Jepang.
“Enam tahun terakhir, sampai 2010, merupakan periode terpanas yang pernah tercatat di Kutub Utara,” demikian laporan yang dibuat oleh Arctic Monitoring and Assessment Programme (AMAP) yang didukung oleh delapan negara Arctic Council.
Laporan itu menyebutkan bahwa gletser dan gunung es di Kutub Utara serta lapisan es di Greenland mempengaruhi kenaikan permukaan air laut global sebanyak 3 milimeter per tahun saat diamati antara tahun 2003 dan 2008.
Sebelum ini, pada laporan yang disusun oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), PBB pada tahun 2007, diperkirakan bahwa kenaikan permukaan air laut hanya antara 18 sampai 59 sentimeter saja di tahun 2100.
“Kenaikan permukaan laut yang pada penelitian terbaru diprediksi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya merupakan hal yang mengkhawatirkan,” kata Connie Hedegaard, seperti dikutip dari Scientific American, 5 Mei 2011.
Penelitian ini, sebut Hedegaard, merupakan peringatan bagi kita bahwa mengatasi perubahan iklim menjadi sangat penting. Seperti diketahui, upaya PBB dalam memerangi perubahan iklim berjalan sangat lambat. Menurut PBB, janji-janji para pemimpin negara untuk membatasi emisi gas buang, khususnya dari bahan bakar berbasis fosil, tidaklah cukup untuk menghindari perubahan yang sangat berbahaya itu.
Untuk menindaklanjuti hasil penelitian terbaru itu, menteri luar negeri dari negara-negara Arctic Council yakni Amerika Serikat, Russia, Kanada, Swedia, Finlandia, Denmark, Norwegia, dan Islandia akan bertemu di Greenland pada 12 Mei mendatang. Sebagai informasi, peningkatan suhu di kawasan Kutub Utara rata-rata dua kali lipat di banding dengan kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia.
• VIVAnews
Berita Terkait
Sains
- Inilah Mesin Yang Saat Ini Dianggap Sebagai Mesin Waktu
- Hujan Bongkahan Es Sebesar Bola Golf
- Bakteri dalam Usus Pengaruhi Perilaku Anda
- Lubang Ozon Mengecil
- Bagaimana Jika Asteroid Besar Tak Hantam Bumi
- NASA Buktikan Teori Relativitas Einstein
- ASEAN Belajar Open Source dari Indonesia
- RI Temukan Pembangkit Listrik Gelombang Laut
- Ponsel Dengan Energi Cola
- Helm Pendingin Otak
- Inilah Alat Elektronik Dapat Membaca Pikiran
- Racun-Racun Paling Mematikan
- Tangan Palsu yang Bisa Merasa
- Fitness Center Diubah Jadi Pembangkit Listrik
- Danau Es Ditemukan di Mars
- PT. Enerxi Siap Salurkan Kompor Hemat Energi
- Mayat Alien Ditemukan di Siberia
- Bima Sakti dari Gunung Tertinggi
- Paracetamol Tak Manjur di Luar Angkasa
- Benarkah Tikus Itu Pintar?
- Hewan Paling Beracun di Dunia
- 8 Icon Dunia Yang Terlupakan
- Warna Pohon di Planet 2 Matahari
- Bagaimana Air Mendidih Tanpa Gravitasi
0 komentar:
Posting Komentar