Memiliki Al-Quran mini dengan panjang 2,5 cm, lebar 1,8 cm, dan tebal 1 cm adalah hal yang langka bagi umat muslim pada umumnya. Tak hanya itu, membaca Al-Quran mini tersebut juga merupakan sesuatu yang jarang terjadi. Namun, itulah yang terjadi pada H Moch Sodiq (47), warga Desa Rembang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, yang tak lain adalah mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pasuruan. Bahkan diakuinya, Al-Quran miliknya ini usianya hingga sudah mencapai ratusan tahun lamanya.
“Dapat Al-Quran dari ayah saya H Fauzi. Al-Quran ini sendiri, diturunkan secara turun temurun sudah empat generasi. Saya menerima Al-Quran ini, ketika waktu masih SMP. Kalau diperkirakan, usia Al-Quran hingga 150 tahun lebih,” terang H Moch Sodiq, pemilik Al-Quran mini,
Diungkapkan Sodiq, bukan hanya sekadar mini ukurannya, tetapi Al-Quran itu juga memiliki sejumlah keistimewaan, yang tak dimilik oleh Al-Quran lain pada umumnya. Yakni, kondisinya yang tetap utuh dan tak rusak lantaran dimakan oleh rayap. Padahal, Al-Quran mini itu sendiri tak mendapatkan perawatan secara khusus.
“Yang menakjubkan dari Al-Quran ini, adalah dalam usianya ini ia tidak dimakan rayap. Padahal, blongsongnya saja yang baru saya buat sudah rusak dimakan rayap. Ya ini mungkin salah satu mukjizatnya. Al-Quran ini nantinya, akan saya wariskan kepada anak saya Tian Iqbal Sauki,” ungkapnya.
Tak hanya itu, berkah dari membaca Al-Quran mini, Sodiq pun akhirnya selamat dari berbagai macam musibah yang dialaminya. Di antaranya, seperti peristiwa kecelakaan ketika dia ditabrak mobil waktu masih belajar di SMA. Untungnya, nyawanya tak melayang dalam kecelakaan itu.
“Saya yakin bahwa Al-Quran ini sangat istimewa dan punya khasiat istimewa, karena banyak hal yang saya rasakan. Di antaranya itu, ketika waktu saya masih SMA. Sore-sore pulang dari sekolah habis membaca Al-Quran ini, saya ditabrak mobil dan terlempar beberapa meter. Alhamdulillah tidak apa-apa,” tandasnya.
Bukan hanya selamat dari kecelakaan, Sodiq pun juga akhirnya berhasil selamat dan lolos dari maut akibat ancaman bom ikan yang meledak di rumahnya ketika dirinya diteror oleh orang tak dikenal semasa menjabat sebagai ketua KPU Kabupaten Pasuruan beberapa tahun yang lalu. “Selanjutnya, saya selamat ketika rumah saya dibondet. Waktu itu, saya baru menjabat sebagai Ketua KPU Kabupaten Pasuruan pada Januari 2004 lalu. Bondetnya, waktu itu ada dua mas. Yang satu meledak dan satunya tidak,” pungkasnya.Semoga menambah wawasan kita semua.
0 komentar:
Posting Komentar