Jumat, 20 Mei 2011

Kongres PSSI Harus Jadi Tonggak Perbaikan Prestasi

Kongres PSSI Harus Jadi Tonggak Perbaikan Prestasi
Jelang Kongres PSSI yang akan digelar Jumat (20/5/2011) ini, pemain Persib Bandung dan jajaran pelatih berharap, kongres tersebut berjalan mulus dan lancar.

Jelang Kongres PSSI yang akan digelar di Hotel Sultan Jakarta, Jumat (20/5/2011) ini, pemain Persib Bandung dan jajaran pelatih berharap kongres tersebut berjalan mulus dan lancar.

Jika kongres berjalan mulus sesuai skenario tanpa ada kerusuhan, prestasi sepak bola Tanah Air bisa kembali dibesut. Sebaliknya jika deadlock dan berakhir rusuh, bahkan Indonesia bisa terkena sanksi FIFA yang akhirnya membuat sepak bola Tanah Air kian terpuruk.

Kapten tim Persib Eka Ramdani yang juga anggota Timnas Indonesia, menilai kisruh yang kini melanda PSSI masih menyisakan tanda tanya bagi para pemain. Pasalnya, saat ini masih terkesan ada pemaksaan kehendak.

Hasil kongres yang digelar di Jakarta nanti dipastikan akan berdampak kepada insan sepak bola nasional. Makannya Eka begitu berharap hasil tersebut mampu memberikan dampak yang baik bagi prestasi sepak bola Tanah Air.

"Saya harap keputusannya bisa lebih bijaksana. Siapapun yang terpilih nanti, saya berharap semua pihak yang mencintai sepak bola mendukung dan membantunya. Jangan sampai menghadirkan polemik baru yang memancing amarah FIFA," kata Eka saat ditemui wartawan di Mes Persib, Jalan Ahmad Yani Kota Bandung, Kamis (19/5/2011).

Pemain yang akrab disapa Ebol ini memang mengaku dirinya merasa cemas apabila badan tertinggi sepak bola di Indonesia itu resmi dibekukan oleh FIFA, karena Indonesia dipastikan tidak akan bisa berlaga diajang internasional.

Selain itu, pemain Timnas U-23 yang saat ini tengah bersiap dengan melakukan latihan pembentukan karakter di Markas Pusdik Kopassus, Batujajar Kabupaten Bandung Barat juga akan ikut terancam gagal bermain di SEA Games, jika akhirnya FIFA betul-betul membekukan PSSI.

"Saya harap kongres nanti bisa berjalan lancar dan gak ada hukuman dari FIFA. Kalau sampai dihukum, jelas rugi karena berbagai pertandingan gak bisa diikuti apalagi sekarang sedang persiapan SEA Games," harap pemain bernomor punggung 8 ini.

Hal senada juga dikatakan kiper senior Persib Cecep Supriatna. Ia juga berharap, hasil akhir dari Kongres PSSI bisa menghasilkan keputusan yang bijaksana dan tidak membuat cemas para pelaku sepak bola Tanah Air.

"Tentu saja semua pemain berharap, kisruh yang saat ini melanda PSSI bisa cepat terselesaikan. Karena, kalau terus seperti ini, bagaimana nasib sepak bola ke depan. Kasihan pemain-pemain muda penerus kita nanti," jelas Cecep.

Ia pun cemas bila PSSI resmi dibekukan FIFA sehingga tidak bisa menggelar pertandingan dengan skala internasional. Apalagi, jika Liga Super Indonesia (LSI) sampai dibekukan, tentu saja akan menjadi bumerang bagi para pemain.

"Jangan sampailah, sedikit pun kami tidak pernah berharap PSSI sampai dibekukan FIFA. Sebab kalau hal itu benar-benar terjadi, akan banyak pemain yang menganggur. Karena sebagian besar pemain itu menggantungkan hidupnya pada sepak bola. Kalau kompetisi sampai dihentikan mau cari duit dari mana lagi," tuturnya.

Asisten pelatih Persib Robby Darwis juga mengharapkan hal serupa soal kongres PSSI yang akan berlangsung besok. Ia berharap kongres tersebut mampu mengakhiri kemelut yang terjadi selama ini.

Sebagai orang yang ikut mengangkat prestasi Timnas Indonesia, Robby menginginkan Kongres PSSI jadi tonggak percepatan prestasi masa depan sepak bola Tanah Air. Karena atmosfir sepak bola nasional saat ini mulai menapak pada gairah baru. Bahkan, kebangkitan prestasi sudah terlihat pada Piala AFF 2010 lalu.

"Seluruh masyarakat yang mencintai sepak bola saya yakin, mereka ingin Kongres PSSI sukses. Bukan terus memperpanjang masalah dan memperkeruh kondisi yang sudah kacau. Kalau kita cinta sepakbola Indonesia, kita harus sukseskan Kongres PSSI. Jangan ngundang masalah yang berbuntut hukuman dari FIFA," jelas Robby.

Ia juga mengajak kepada seluruh elemen yang mencintai sepka bola untuk ikut melestasikan kompetisi Indonesia yang sudah berusia panjang. LSI harus tetap menjadi komperisi paling bergengsi yang mampu melahirkan pemain-pemain hebat untuk tim Merah Putih.

"Jangan sampai kompetisi LSI mati suri atau jadi ajang pembibitan pesepakbola muda semata, karena juaranya tidak bisa berkiprah ke Champions Asia gara-gara PSSI dapat sanksi FIFA. Hal ini harus menjadi pertimbangan semua pihak yang terlibat pada kongres tersebut," tegas Robby.

Berita Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

 
Design by IBENKZ TRILOGY © 2011