IBENKZ TRILOGY

Walah…gadis ini sungguh nekat…karena dinyatakan gagal mengikuti audisi China Idol dia melepas branya dan melempar ke para juri audisi

Sorry nih gan ane cuman mau share mudah-mudahan kagak
Agan pada tau kan apa itu es magnum keluaran wal**
nih gan Magnum Made In Indonesia versi ane

Pembuatnya Gan

Magnum Indonesia

Sorry nih gan ane cuman mau share mudah-mudahan kagak
Agan pada tau kan apa itu es magnum keluaran wal**
nih gan Magnum Made In Indonesia versi ane

Pembuatnya Gan

Magnum Indonesia

POWYS - Apa jadinya jika Anda memiliki ayam yang terlalu berisik dan akhirnya di ajukan ke pengadilan?

Hal ini terjadi di Kota Powys, Inggris. Sepasang suami istri mengajukan seekor ayam tetangganya yang terlalu berisik ke pengadilan.

Pemilik ayam Roy dan Valerie Rylands diketahui memelihara sekira 52 ayam betina dan lima ayam jantan. Demikian seperti dilansir BBC, Kamis (10/3/2011).

Dewan kota pun melakukan penyidikan terkait keluhan yang dilayangkan oleh para tetangganya dengan memasang alat perekam di ruang tidur para tetangga Roy.

Pada 10 Agustus 2010, rekaman tersebut mendapatkan suara kokok ayam yang sangat *****akkan telinga.

Pada hari berikutnya terdapat 74 kali ayam-ayam tersebut berkokok dengan ketinggian suara mencapai 74 desibel.

Dewan Kota Jonatahan Salmon mengatakan, Organisasi Kesehatan Dunia telah mengeluarkan pernyataan bahwa suara tidak boleh melebihi 60 desibel ketika berada di luar jendela.

Sidang pun masih tetap berlanjut walaupun sang pemilik ayam telah mengajukan keberatannya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPa0IN3TxUvYgiLUdVJNJSKtwrAQk-E5KjpAWYzwoXoZEpig3hIjmp6zGH-P4Dmu9skY5FuIUmM3C6uDKh3hapbW3jT87MHEW2s1ikiJcUo6qhfPJqkgaYRjYgjXdnAt2qsy8TApWU0Ss2/s1600/mario-teguh21.jpg

Iseng2 di kaskus gue nemu yang ginian gan..

ini si alay yang SMS:
pAk mArio, q llsN d3 AktNs-
pi dh 3 tN cri krj ditlAk trs- Np y pAk?

Truz dibalas pak mario teguh kekk gini.. :D

Adikku yang hidupnya sedang dipimpin
oleh yang dirasakannya benar,
...perhatikan ini:

Mudah-mudahan resume mu
tidak kau tulis dengan singkatan
seperti orang lain tak penting bagimu,
dan seolah engkau sangat sibuk,
dan mengharuskan orang lain mengerti
maksud dalam tulisanmu yang
mempersulit pengertian.

Wakililah dirimu dengan lebih baik.

Mario Teguh

Diceritakan pada tahun 1946, letika Bung Karno hendak melanjutkan perjalanan pada suatu kunjungan di daerah Bantul, Yogyakarta, matanya tertumbuk pada seekor cacing yang menggeliat-geliat kesusahan di tengah jalan raya. Bung Karno menghentikan langkah, memperhatikan cacing yang bersusah payah terseok-seok, menggeliat-geliat hendak mencari tanah gambur, atau setidaknya mencari kelembaban.

Tak habis pikir Bung Karno, demi melihat seekor cacing di tengah jalan. Ia hanya bisa menduga, itu seekor cacing salah jalan… atau ada petani iseng saat mencangkul mendapati cacing, kemudian memungut dan melemparnya ke jalan (tempat kering). Satu hal yang Bung Karno tahu, tanpa adanya pertolongan, si cacing bakal mati kepanasan. Habitat dia bukanlah di tengah jalan. Selain bisa mati kering tersengat matahari, bisa juga mati lebih cepat karena kelindas ban sepeda, ban mobil, atau telapak kaki petani.

Karenanya, Bung Karno spontan memerintahkan pengawalnya untuk segera menolong sang cacing. Caranya? Tentu saja harus dipungut dengan tangan, setidaknya menjumputnya dengan jepitan lunak telunjuk dan jempol, kemudian memindahkannya ke tanah basah.

Atas perintah Presiden yang satu ini, sang pengawal kaget. Ekspresinya benar-benar seperti orang blo’on… sorot mata memandang bolak-balik antara seekor cacing dan Bapak Presiden. Pada saat itu, ia benar-benar belum paham dengan perintah penyelamatan cacing di tengah jalan. Barulah setelah Bung Karno mengeluarkan perintah yang sama untuk kedua kalinya, si pengawal paham.

Diceritakan pada tahun 1946, letika Bung Karno hendak melanjutkan perjalanan pada suatu kunjungan di daerah Bantul, Yogyakarta, matanya tertumbuk pada seekor cacing yang menggeliat-geliat kesusahan di tengah jalan raya. Bung Karno menghentikan langkah, memperhatikan cacing yang bersusah payah terseok-seok, menggeliat-geliat hendak mencari tanah gambur, atau setidaknya mencari kelembaban.

Tak habis pikir Bung Karno, demi melihat seekor cacing di tengah jalan. Ia hanya bisa menduga, itu seekor cacing salah jalan… atau ada petani iseng saat mencangkul mendapati cacing, kemudian memungut dan melemparnya ke jalan (tempat kering). Satu hal yang Bung Karno tahu, tanpa adanya pertolongan, si cacing bakal mati kepanasan. Habitat dia bukanlah di tengah jalan. Selain bisa mati kering tersengat matahari, bisa juga mati lebih cepat karena kelindas ban sepeda, ban mobil, atau telapak kaki petani.

Karenanya, Bung Karno spontan memerintahkan pengawalnya untuk segera menolong sang cacing. Caranya? Tentu saja harus dipungut dengan tangan, setidaknya menjumputnya dengan jepitan lunak telunjuk dan jempol, kemudian memindahkannya ke tanah basah.

Atas perintah Presiden yang satu ini, sang pengawal kaget. Ekspresinya benar-benar seperti orang blo’on… sorot mata memandang bolak-balik antara seekor cacing dan Bapak Presiden. Pada saat itu, ia benar-benar belum paham dengan perintah penyelamatan cacing di tengah jalan. Barulah setelah Bung Karno mengeluarkan perintah yang sama untuk kedua kalinya, si pengawal paham.