Tulang manusia kerdil yang ditemukan di gua Flores bernama Hobbit kembali menjadi perdebatan. Sebelumnya pakar menemukan Hobbit beda dengan manusia modern karena otaknya lebih kompleks di lobus frontal yang berarti pemilik kemampuan berpikir lebih tinggi.
Sebuah analisis yang berasal dari pengamatan rahang gigi menemukan bahwa hobbits memiliki kesamaan dengan spesies Homo pertama atau Australopithecus yang hidup di Afrika pada 3,8 juta hingga 2,9 juta yang lalu.
Penelitian ini dilakukan oleh Peter Brown dan Tomoko Maeda di Australia dan diterbitkan di Journal of Human Evolution
Sebelumnya Dean Falk dan koleganya dari sekolah kedokteran Washington University, menemukan bahwa otak hobbit tidak memiliki kesamaan dengan manusia modern lain.
Meskipun kecil, otak mereka lebih kompleks dan sangat berkembang pada bagian lobus frontal. Dan karakteristik ini sesuai dengan karakter pemilik kemampuan berpikir lebih tinggi.
Salah satu temuan yang paling ekspilisit yaitu dua tahun lalu saat Matthew W. Tocheri, dari Smithsonians National Museum of Natural History, menerbitkan temuannya di jurnal ilmiah.
Ia menemukan bahwa pergelangan tangan kiri hobbit tidak bisa dibedakan dari kera Afrika atau makhluk hidup di awal perkembangan bumi. Ini sama sekali berbeda dengan manusia modern. Hal tersebut merupakan kesimpulan yang bisa saya berikan, tegasnya.
Peneliti ilmu biologi dari Harvard University Daniel Lieberman dan antropolog dari University of Columbia Ralph Holloway pun pada awalnya skeptis dengan penelitian Tocheri, sekarang menjadi setuju dengannya untuk menggolongkan hobbit sebagai species baru. Meskipun tetap tidak bisa mengenyampingkan adanya penyakit pada otak.
Sebuah analisis yang berasal dari pengamatan rahang gigi menemukan bahwa hobbits memiliki kesamaan dengan spesies Homo pertama atau Australopithecus yang hidup di Afrika pada 3,8 juta hingga 2,9 juta yang lalu.
Penelitian ini dilakukan oleh Peter Brown dan Tomoko Maeda di Australia dan diterbitkan di Journal of Human Evolution
Sebelumnya Dean Falk dan koleganya dari sekolah kedokteran Washington University, menemukan bahwa otak hobbit tidak memiliki kesamaan dengan manusia modern lain.
Meskipun kecil, otak mereka lebih kompleks dan sangat berkembang pada bagian lobus frontal. Dan karakteristik ini sesuai dengan karakter pemilik kemampuan berpikir lebih tinggi.
Salah satu temuan yang paling ekspilisit yaitu dua tahun lalu saat Matthew W. Tocheri, dari Smithsonians National Museum of Natural History, menerbitkan temuannya di jurnal ilmiah.
Ia menemukan bahwa pergelangan tangan kiri hobbit tidak bisa dibedakan dari kera Afrika atau makhluk hidup di awal perkembangan bumi. Ini sama sekali berbeda dengan manusia modern. Hal tersebut merupakan kesimpulan yang bisa saya berikan, tegasnya.
Peneliti ilmu biologi dari Harvard University Daniel Lieberman dan antropolog dari University of Columbia Ralph Holloway pun pada awalnya skeptis dengan penelitian Tocheri, sekarang menjadi setuju dengannya untuk menggolongkan hobbit sebagai species baru. Meskipun tetap tidak bisa mengenyampingkan adanya penyakit pada otak.
0 komentar:
Posting Komentar