Tampilkan postingan dengan label Ramadhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ramadhan. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 20 Agustus 2011

Sobia, Minuman Favorit Ramadan di Mekah


sobia (rawepicurean.net)

Menandai Ramadan dengan sajian khas. Tradisi khas semacam ini tak jarang memicu pelaku bisnis berbuat curang. Salah satunya terekam dalam kisah penjualan sobia yang tak memenuhi standar kesehatan di Al-Shouqiya, Mekah, Arab Saudi.

Sobia adalah minuman tradisional yang diracik dari kismis, gandum dan ragi atau roti kering. Ada tiga jenis yang menjadi favorit pelepas dahaga saat berbuka puasa: sobia merah, sobia putih, dan sobia kismis.

Sobia merah, terbuat dari biji-bijian, tepung, kapulaga, kayu manis dan roti kering. Sobia putih mirip dengan yang berwarna merah, bedanya hanya dari segi warna dengan penambahan rasperry. Sedangkan sobia kismis  berasal dari Yaman dengan menambahkan kayu manis dan kapulaga..

Selama Ramadan, satu liter liter sobia di sepanjang pasar dijual seharga 6-12 dinar tergantung jenisnya. Sobia kismis adalah yang termahal di antara ketiga jenis sobia.

Pemerintah kota setempat telah mengerahkan pasukan khusus untuk mengungkap penjualan sobia yang terkontaminasi. “Kami telah memperketat pengawasan terhadap penjualan sobia palsu oleh para ekspatriat,” katanya, seperti dikutip dari Arab News.
Pengawasan dilakukan setelah petugas menangkap sekumpulan eskpatriat yang sedang menyiapkan minuman tersebut dengan bahan dan peralatan yang tidak higienis. Petugas lalu menyita 6.000 liter sobia yang tidak memenuhi standar kesehatan itu, bersama dengan bahan pembuatannya.

sobia (rawepicurean.net)

Menandai Ramadan dengan sajian khas. Tradisi khas semacam ini tak jarang memicu pelaku bisnis berbuat curang. Salah satunya terekam dalam kisah penjualan sobia yang tak memenuhi standar kesehatan di Al-Shouqiya, Mekah, Arab Saudi.

Sobia adalah minuman tradisional yang diracik dari kismis, gandum dan ragi atau roti kering. Ada tiga jenis yang menjadi favorit pelepas dahaga saat berbuka puasa: sobia merah, sobia putih, dan sobia kismis.

Sobia merah, terbuat dari biji-bijian, tepung, kapulaga, kayu manis dan roti kering. Sobia putih mirip dengan yang berwarna merah, bedanya hanya dari segi warna dengan penambahan rasperry. Sedangkan sobia kismis  berasal dari Yaman dengan menambahkan kayu manis dan kapulaga..

Selama Ramadan, satu liter liter sobia di sepanjang pasar dijual seharga 6-12 dinar tergantung jenisnya. Sobia kismis adalah yang termahal di antara ketiga jenis sobia.

Pemerintah kota setempat telah mengerahkan pasukan khusus untuk mengungkap penjualan sobia yang terkontaminasi. “Kami telah memperketat pengawasan terhadap penjualan sobia palsu oleh para ekspatriat,” katanya, seperti dikutip dari Arab News.
Pengawasan dilakukan setelah petugas menangkap sekumpulan eskpatriat yang sedang menyiapkan minuman tersebut dengan bahan dan peralatan yang tidak higienis. Petugas lalu menyita 6.000 liter sobia yang tidak memenuhi standar kesehatan itu, bersama dengan bahan pembuatannya.

Basbousa, Santapan Legit Buka Puasa



Mungkin terdengar asing saat mendengar kata Basbousa. Ini merupakan makanan penutup istimewa khas Timur Tengah. Sejenis kue yang terbuat dari tepung semolina yang biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut dan siraman sirup manis.

Tepung semolina terbuat dari kulit bulir gandum yang keras, warnanya kuning muda, dengan tekstur lebih kasar dibandingkan terigu. Kadar proteinnya paling tinggi di antara jenis tepung lain. Selain kue, tepung ini biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan makaroni, spaghetti, dan jenis pasta lainnya.

Di Yunani dan Turki, Basbousa dikenal dengan sebutan Revani. Rasanya yang manis dan legit, makanan ini menjadi salah satu menu favorit saat berbuka. Ingin mencicipi lezatnya Basbousa? Coba berkreasi dengan resep berikut, seperti dikutip dari laman Arab News:

Bahan Kue300 gr semolina
150 gr gula putih
1 sdt vanili
3 sdm kelapa dipipihkan
150 gr mentega, panaskan
150 gr yoghurt kental
1-2 sdt baking powder

Bahan Sirup200 ml air
100 gr gula putih
1 sdt air jeruk lemon
Almond untuk topping

Cara Membuat 1. Panaskan oven sampai 180 derajat Celcius. Oleskan mentega dalam loyang
2. Dalam sebuah mangkuk sedang, aduk semua bahan kue, kecuali almond.
3. Tuang adonan ke dalam loyang dan ratakan dengan sendok.
4. Ambil pisau dan membuat garis diagonal dari kiri ke kanan untuk membuat bentuk berlian. Letakkan almond disetiap bentuk berlian
5. Panggang selama 25-30 menit dalam oven, atau sampai berwarna coklat terang.
6. Sementara kue dipanggang, buat sirup. Dalam sebuah panci kecil di atas api sedang, aduk air bersama gula putih, dan jus lemon.
7. Didihkan, selama 5-10 menit, sampai sirup mulai kental. Sisihkan.
8. Angkat kue dari oven setelah 25-30 menit, dan tuangkan sirup di atas kue hingga meresap. Sajikan hangat.


Mungkin terdengar asing saat mendengar kata Basbousa. Ini merupakan makanan penutup istimewa khas Timur Tengah. Sejenis kue yang terbuat dari tepung semolina yang biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut dan siraman sirup manis.

Tepung semolina terbuat dari kulit bulir gandum yang keras, warnanya kuning muda, dengan tekstur lebih kasar dibandingkan terigu. Kadar proteinnya paling tinggi di antara jenis tepung lain. Selain kue, tepung ini biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan makaroni, spaghetti, dan jenis pasta lainnya.

Di Yunani dan Turki, Basbousa dikenal dengan sebutan Revani. Rasanya yang manis dan legit, makanan ini menjadi salah satu menu favorit saat berbuka. Ingin mencicipi lezatnya Basbousa? Coba berkreasi dengan resep berikut, seperti dikutip dari laman Arab News:

Bahan Kue300 gr semolina
150 gr gula putih
1 sdt vanili
3 sdm kelapa dipipihkan
150 gr mentega, panaskan
150 gr yoghurt kental
1-2 sdt baking powder

Bahan Sirup200 ml air
100 gr gula putih
1 sdt air jeruk lemon
Almond untuk topping

Cara Membuat 1. Panaskan oven sampai 180 derajat Celcius. Oleskan mentega dalam loyang
2. Dalam sebuah mangkuk sedang, aduk semua bahan kue, kecuali almond.
3. Tuang adonan ke dalam loyang dan ratakan dengan sendok.
4. Ambil pisau dan membuat garis diagonal dari kiri ke kanan untuk membuat bentuk berlian. Letakkan almond disetiap bentuk berlian
5. Panggang selama 25-30 menit dalam oven, atau sampai berwarna coklat terang.
6. Sementara kue dipanggang, buat sirup. Dalam sebuah panci kecil di atas api sedang, aduk air bersama gula putih, dan jus lemon.
7. Didihkan, selama 5-10 menit, sampai sirup mulai kental. Sisihkan.
8. Angkat kue dari oven setelah 25-30 menit, dan tuangkan sirup di atas kue hingga meresap. Sajikan hangat.

Tradisi Bangunkan Sahur di Saudi Arabia

Seperti juga di Indonesia, warga Saudi Arabia memiliki tradisi sendiri saat bulan Ramadan. Salah satunya, adalah Mesaharati, yaitu tradisi membangunkan sahur yang dilakukan seorang pria dengan menabuh drum di sekitar lingkungan dan dilakukan selama 30 hari.

“Mesaharati di Saudi Arabia adalah tradisi turun menurun saat Ramadan, seperti juga lentera dan meriam. Itu karena Ramadan adalah bulan perayaan bagi umat muslim," kata Ibraheem Hashim, salah satu warga berusia 85 tahun, seperti dikutip dari arabnews.com.

Menurut sejarah, Mesaharati dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Saat itu, sahabat beliau, Bilal bin Rabah yang pertama kali melakukannya untuk membangunkan sahur warga yang tinggal di sekitar tempat tinggalnya.

Hashim bercerita, dulu Mesaharati dilakukan hingga menangis, demi bisa membangunkan orang-orang. Orang yang membangunkan tersebut akan mengatakan, "Orang-orang yang tidur bangunlah dan berdoa kepada Allah SWT".

“Mesaharati juga dilakukan dengan mengetuk pintu rumah. Lalu, sambil menunggu si pemilik rumah bangun, seorang pria akan menabuh drum dengan nada yang riang," kata Hashim. 

Tradisi ini, seperti juga di Indonesia, terkadang diikuti anak-anak kecil yang membawa lentera. Ini dilakukan bukan hanya untuk menerangi jalan yang dilewati tetapi juga agar suasana sahur lebih meriah dan menambah semangat beribadah.

“Mesaharati adalah pekerjaan sukarela, tidak ada yang membayar secara khusus seseorang untuk membangungkan sahur. Tetapi biasanya, pada hari Idul Fitri, banyak orang akan memberikan bingkisan atau uang pada yang membangunkan sahur sebagai ucapan terimakasih," kata Hashim.

Bukan hanya Mesaharati, ada juga tradisi lain untuk membangunkan sahur. Menurut cerita Hashim, dulu imam di Mekah, memanjat bangunan yang tinggi untuk meletakkan lentera. Hal ini dilakukan agar warga yang letak rumahnya jauh, bisa melihat cahaya lentera sebagai penanda waktu sahur.
Seperti juga di Indonesia, warga Saudi Arabia memiliki tradisi sendiri saat bulan Ramadan. Salah satunya, adalah Mesaharati, yaitu tradisi membangunkan sahur yang dilakukan seorang pria dengan menabuh drum di sekitar lingkungan dan dilakukan selama 30 hari.

“Mesaharati di Saudi Arabia adalah tradisi turun menurun saat Ramadan, seperti juga lentera dan meriam. Itu karena Ramadan adalah bulan perayaan bagi umat muslim," kata Ibraheem Hashim, salah satu warga berusia 85 tahun, seperti dikutip dari arabnews.com.

Menurut sejarah, Mesaharati dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Saat itu, sahabat beliau, Bilal bin Rabah yang pertama kali melakukannya untuk membangunkan sahur warga yang tinggal di sekitar tempat tinggalnya.

Hashim bercerita, dulu Mesaharati dilakukan hingga menangis, demi bisa membangunkan orang-orang. Orang yang membangunkan tersebut akan mengatakan, "Orang-orang yang tidur bangunlah dan berdoa kepada Allah SWT".

“Mesaharati juga dilakukan dengan mengetuk pintu rumah. Lalu, sambil menunggu si pemilik rumah bangun, seorang pria akan menabuh drum dengan nada yang riang," kata Hashim. 

Tradisi ini, seperti juga di Indonesia, terkadang diikuti anak-anak kecil yang membawa lentera. Ini dilakukan bukan hanya untuk menerangi jalan yang dilewati tetapi juga agar suasana sahur lebih meriah dan menambah semangat beribadah.

“Mesaharati adalah pekerjaan sukarela, tidak ada yang membayar secara khusus seseorang untuk membangungkan sahur. Tetapi biasanya, pada hari Idul Fitri, banyak orang akan memberikan bingkisan atau uang pada yang membangunkan sahur sebagai ucapan terimakasih," kata Hashim.

Bukan hanya Mesaharati, ada juga tradisi lain untuk membangunkan sahur. Menurut cerita Hashim, dulu imam di Mekah, memanjat bangunan yang tinggi untuk meletakkan lentera. Hal ini dilakukan agar warga yang letak rumahnya jauh, bisa melihat cahaya lentera sebagai penanda waktu sahur.

Dubai Bolehkan Gosok Gigi Saat Puasa


Otoritas Umum Urusan Islam dan Wakaf (GAIAE) Dubai mengeluarkan fatwa terbaru yang isinya memperbolehkan umat muslim setempat untuk menggosok gigi saat menjalankan ibadah puasa. Asal, memastikan tak ada pasta gigi atau cairan yang tertelan ke kerongkongan.

Fatwa juga memperbolehkan penggunaan cairan penyegar mulut saat puasa. "Tidak ada masalah dalam menggunakan cairan penyegar mulut, asalkan tidak mencapai tenggorokan," demikian petikan fatwa itu, seperti dikutip dari Gulf News.
Fatwa harian ini dikeluarkan untuk membantu umat muslim menjawab keraguan dan keresahan terkait mitos-mitos selama Ramadan.

Meski demikian, otoritas terkait tetap menyarankan penggunaan ranting kayu siwak atau miswak untuk membersihkan gigi selama puasa. Ranting kayu yang memiliki nama ilmiah Salvadora Persica ini cukup populer di negara-negara muslim sebagai pengganti sikat dan pasta gigi.

Hasrat untuk selalu menyegarkan napas di tengah ibadah puasa memang kerap muncul. Banyak yang merasa tak percaya diri dalam pergaulan karena merasa bau mulut yang begitu menyengat selama puasa 14 jam. Bau mulut atau halitosis ini muncul karena, saat puasa, produksi air liur dalam mulut dan saluran pencernaan berkurang sehingga jadi lebih kering.

Otoritas Umum Urusan Islam dan Wakaf (GAIAE) Dubai mengeluarkan fatwa terbaru yang isinya memperbolehkan umat muslim setempat untuk menggosok gigi saat menjalankan ibadah puasa. Asal, memastikan tak ada pasta gigi atau cairan yang tertelan ke kerongkongan.

Fatwa juga memperbolehkan penggunaan cairan penyegar mulut saat puasa. "Tidak ada masalah dalam menggunakan cairan penyegar mulut, asalkan tidak mencapai tenggorokan," demikian petikan fatwa itu, seperti dikutip dari Gulf News.
Fatwa harian ini dikeluarkan untuk membantu umat muslim menjawab keraguan dan keresahan terkait mitos-mitos selama Ramadan.

Meski demikian, otoritas terkait tetap menyarankan penggunaan ranting kayu siwak atau miswak untuk membersihkan gigi selama puasa. Ranting kayu yang memiliki nama ilmiah Salvadora Persica ini cukup populer di negara-negara muslim sebagai pengganti sikat dan pasta gigi.

Hasrat untuk selalu menyegarkan napas di tengah ibadah puasa memang kerap muncul. Banyak yang merasa tak percaya diri dalam pergaulan karena merasa bau mulut yang begitu menyengat selama puasa 14 jam. Bau mulut atau halitosis ini muncul karena, saat puasa, produksi air liur dalam mulut dan saluran pencernaan berkurang sehingga jadi lebih kering.

Cara Mengurangi Bau Mulut Saat Puasa

 
Bau mulut pada saat puasa terkadang sangat mengganggu aktivitas. Apalagi untuk orang yang memiliki aktivitas berhubungan dengan orang banyak. Komunikasi pun menjadi terhambat akibat tidak percaya diri.

Menurut Prof. Dr. H. Eky s. Soeria Soemantri, drg. Sp. Ortho, Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI), bau mulut pada saat puasa adalah hal yang wajar karena di dalam mulut terdapat banyak bakteri yang dapat mengubah sisa-sia makanan menjadi gas sulfur yang menyebabkan bau mulut.

Jika tidak berpuasa, mulut akan akan memproduksi saliva ketika sedang makan. Saliva berperan untuk membunuh bakteri-bakteri tersebut. Sedangkan ketika berpuasa mulut lebih banyak diam sehingga produksi saliva berkurang. Akibatnya, bakteri berkembang biak dengan sangat cepat sehingga bau tak sedap muncul.

Tidak hanya itu, menurutnya, penyebab bau mulut juga disebabkan oleh adanya plak pada gigi. "Plak pada gigi terdiri dari 2 yakni plak keras dan lunak. Plak adalah media berkembangnya bakteri karena terdiri dari lapisan sisa-sisa makanan, lendir, ludah, dan sel-sel epital yang mati," ujarnya ketika ditemui di sela-sela acara pengukuhan Bulan Kesehatan Gigi Nasional, Hotel Mulia, Senayan, Jakarta.

Selain itu, penyebab bau mulut juga bisa datang dari dalam tubuh, seperti yang dialami pengidap diabetes atau maag.

Untuk mengatasinya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, seperti:

1. Hindari makanan-makanan yang berbau menyengat seperti petai, durian, atau bawang.

2. Jaga kesehatan mulut dengan secara rutin menggosok gigi setelah sahur dan sebelum tidur di malam hari.

3. Hindari rokok dan alkohol yang dapat memicu terjadinya periodontitis dan gingivitis yang memperburuk kebersihan mulut. Selain itu, alkohol dapat mengurangi produksi air liur yang mengakibatkan semakin cepatnya perkembangan bakteri.

4. Banyak minum air putih ketika sahur dan berbuka untuk menjaga kesimbangan air dalam tubuh.

5. Konsumsi buah dan sayuran seperti apel, wortel, dan bengkuang.

6. Konsumsi makanan probiotik untuk membantu kesehatan pencernaan dan mencegah bau mulut.

7. Konsumsi keju karena keju kaya akan kalsium, rendah karbohidrat, dan mengandung fosfat sehingga bermanfaat untuk meningkatkan produksi air liur, dan mengurangi pertumbuhan karang gigi.

8. Jangan terlalu sering menggunakan obat kumur. "Boleh pakai obat kumur tapi jangan sering-sering, mungkin hanya di malam hari," ujar drg. Eky. Di dalam mulut terdapat bakteri jahat dan bakteri baik yang harus dijaga keseimbangannya.

9. Konsumsi rempah-rempah seperti ketumbar, mint, tarragon, kayu putih, rosemary, dan kapulaga yang sangat baik untuk memerangi bau mulut.

10. Konsumsi vitamin C seperti berry, jeruk, dan melon karena dapat menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi pertumbuhan bakteri. Dapatkan vitamin C dari buah dan makanan lain, bukan dari suplemen, karena suplemen justru memperparah bau mulut.

Menurut drg. Eky, kebiasaan masyarakat Indonesia untuk berbuka puasa dengan makanan manis sah-sah saja, asal kebersihan mulut selalu terjaga.
 
Bau mulut pada saat puasa terkadang sangat mengganggu aktivitas. Apalagi untuk orang yang memiliki aktivitas berhubungan dengan orang banyak. Komunikasi pun menjadi terhambat akibat tidak percaya diri.

Menurut Prof. Dr. H. Eky s. Soeria Soemantri, drg. Sp. Ortho, Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI), bau mulut pada saat puasa adalah hal yang wajar karena di dalam mulut terdapat banyak bakteri yang dapat mengubah sisa-sia makanan menjadi gas sulfur yang menyebabkan bau mulut.

Jika tidak berpuasa, mulut akan akan memproduksi saliva ketika sedang makan. Saliva berperan untuk membunuh bakteri-bakteri tersebut. Sedangkan ketika berpuasa mulut lebih banyak diam sehingga produksi saliva berkurang. Akibatnya, bakteri berkembang biak dengan sangat cepat sehingga bau tak sedap muncul.

Tidak hanya itu, menurutnya, penyebab bau mulut juga disebabkan oleh adanya plak pada gigi. "Plak pada gigi terdiri dari 2 yakni plak keras dan lunak. Plak adalah media berkembangnya bakteri karena terdiri dari lapisan sisa-sisa makanan, lendir, ludah, dan sel-sel epital yang mati," ujarnya ketika ditemui di sela-sela acara pengukuhan Bulan Kesehatan Gigi Nasional, Hotel Mulia, Senayan, Jakarta.

Selain itu, penyebab bau mulut juga bisa datang dari dalam tubuh, seperti yang dialami pengidap diabetes atau maag.

Untuk mengatasinya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, seperti:

1. Hindari makanan-makanan yang berbau menyengat seperti petai, durian, atau bawang.

2. Jaga kesehatan mulut dengan secara rutin menggosok gigi setelah sahur dan sebelum tidur di malam hari.

3. Hindari rokok dan alkohol yang dapat memicu terjadinya periodontitis dan gingivitis yang memperburuk kebersihan mulut. Selain itu, alkohol dapat mengurangi produksi air liur yang mengakibatkan semakin cepatnya perkembangan bakteri.

4. Banyak minum air putih ketika sahur dan berbuka untuk menjaga kesimbangan air dalam tubuh.

5. Konsumsi buah dan sayuran seperti apel, wortel, dan bengkuang.

6. Konsumsi makanan probiotik untuk membantu kesehatan pencernaan dan mencegah bau mulut.

7. Konsumsi keju karena keju kaya akan kalsium, rendah karbohidrat, dan mengandung fosfat sehingga bermanfaat untuk meningkatkan produksi air liur, dan mengurangi pertumbuhan karang gigi.

8. Jangan terlalu sering menggunakan obat kumur. "Boleh pakai obat kumur tapi jangan sering-sering, mungkin hanya di malam hari," ujar drg. Eky. Di dalam mulut terdapat bakteri jahat dan bakteri baik yang harus dijaga keseimbangannya.

9. Konsumsi rempah-rempah seperti ketumbar, mint, tarragon, kayu putih, rosemary, dan kapulaga yang sangat baik untuk memerangi bau mulut.

10. Konsumsi vitamin C seperti berry, jeruk, dan melon karena dapat menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi pertumbuhan bakteri. Dapatkan vitamin C dari buah dan makanan lain, bukan dari suplemen, karena suplemen justru memperparah bau mulut.

Menurut drg. Eky, kebiasaan masyarakat Indonesia untuk berbuka puasa dengan makanan manis sah-sah saja, asal kebersihan mulut selalu terjaga.

Jam Berpuasa Di Rusia Dilaksnakan 20 – 22 Jam Sehari

Di Belahan Utara Bumi, Puasa Dilaksnakan 20 – 22 Jam Sehari – Sebentar lagi akan datang bulan suci Ramadan. Semua umat Islam akan menjalankan ibadah puasa. Tidak terkecuali di Negeri Beruang Putih, Rusia. Puasa yang jatuh di musim panas ini bisa berlangsung lebih 19 jam. Mau mencoba? Apabila tanggal 1 Agustus 2011 nanti benar-benar jatuh sebagai hari pertama puasa tahun 1432 H, maka bumi utara lagi kebagian matahari. Lagi musim panas. Adapun di bagian selatan bumi sedang mengalami musim dingin. Ini artinya, hampir sepanjang hari matahari akan banyak nongol di seputaran Rusia dan hanya terlelap tidur dalam waktu yang amat singkat. Akibatnya, puasa menjadi panjang seperti ular naga dan memungkinkan pelakunya meraup banyak pahala.
Berdasarkan kalender puasa yang baru saja beredar di Moskwa, pada 1 Agustus mendatang, ibukota Rusia sebagai salah satu kota di ujung utara bumi, akan memulai puasa puasa (imsak) dengan pada jam 03.15 dini hari dan buka puasa pada pukul 21.37 malam hari. Hitung punya hitung, para muslimin di Rusia pada hari penuh berkah itu akan menahan lapar dan dahaga pada kisaran 18,5 jam. Atau 6 jam lebih panjang dibandingkan di Indonesia. Hmmm lumayan kan, karena satu hari hanya terdiri dari 24 jam.
Kalau aktivitas ibadah Ramadan di Rusia dibagi-bagi lagi, akan ketahuan adanya tantangan yang sungguh berat. Bayangkan saja, waktu buka puasa jatuh pada pukul 21.30, lalu sholat maghrib dilanjutkan makan malam, maka semua itu baru akan kelar pada pukul 22.30. Istirahat sejenak, kemudian Isya datang pada pukul 23.28 nyaris tengah malam. Nah, bila dirangkaikan dengan sholat tarawih di masjid dengan segala tadarus dan doanya, maka seorang muslim dari Moskwa baru akan sampai rumahnya pada 01.30 dini hari. Lalu tidur sebentar (dua jam) sudah harus bangun lagi untuk sahur.

Bukan hanya itu, pada musim panas maka suhu udara juga naik menjadi sekitar 33 derajat Celcius di siang hari. Tentu saja hal ini menjadikan tenggorokan sangat kering karena udara disana tidak lembab. Pada musim panas tahun 2010, Moskwa mendapatkan udara panas hingga 40 derajat plus kebakaran hutan yang amat akut. Sudah gitu, tidak semua kantor dan perumahan memiliki fasilitas AC. Huh, benar-benar cape deh.
Ya, diatas hal tersebut, semua akan lebih berat buat para ibu yang harus menyiapkan dan menghidangkan makanan sahur dan buka. Istirahat mereka pastilah akan sangat pendek sekali. Mungkin tidur malam hanya satu setengah jam saja. Bandingkan dengan muslim di Indonesia yang rata-rata bisa mulai istirahat pada pukul 21.00 dan baru bangun sahur pada 03.30, alias bisa beristirahat selama 6,5 jam.
Memang, matahari tidak selamanya bercokol di bagian utara. Sesuai dengan kodratnya, pada bulan Agustus sudah mulai bergeser ke selatan sedikit demi sedikit. Artinya, waktu puasa juga semakin pendek dan waktu istirahat semakin panjang. Namun tetap saja masih jauh lebih lama dibanding di tanah air.
Di Belahan Utara Bumi, Puasa Dilaksnakan 20 – 22 Jam Sehari – Sebentar lagi akan datang bulan suci Ramadan. Semua umat Islam akan menjalankan ibadah puasa. Tidak terkecuali di Negeri Beruang Putih, Rusia. Puasa yang jatuh di musim panas ini bisa berlangsung lebih 19 jam. Mau mencoba? Apabila tanggal 1 Agustus 2011 nanti benar-benar jatuh sebagai hari pertama puasa tahun 1432 H, maka bumi utara lagi kebagian matahari. Lagi musim panas. Adapun di bagian selatan bumi sedang mengalami musim dingin. Ini artinya, hampir sepanjang hari matahari akan banyak nongol di seputaran Rusia dan hanya terlelap tidur dalam waktu yang amat singkat. Akibatnya, puasa menjadi panjang seperti ular naga dan memungkinkan pelakunya meraup banyak pahala.
Berdasarkan kalender puasa yang baru saja beredar di Moskwa, pada 1 Agustus mendatang, ibukota Rusia sebagai salah satu kota di ujung utara bumi, akan memulai puasa puasa (imsak) dengan pada jam 03.15 dini hari dan buka puasa pada pukul 21.37 malam hari. Hitung punya hitung, para muslimin di Rusia pada hari penuh berkah itu akan menahan lapar dan dahaga pada kisaran 18,5 jam. Atau 6 jam lebih panjang dibandingkan di Indonesia. Hmmm lumayan kan, karena satu hari hanya terdiri dari 24 jam.
Kalau aktivitas ibadah Ramadan di Rusia dibagi-bagi lagi, akan ketahuan adanya tantangan yang sungguh berat. Bayangkan saja, waktu buka puasa jatuh pada pukul 21.30, lalu sholat maghrib dilanjutkan makan malam, maka semua itu baru akan kelar pada pukul 22.30. Istirahat sejenak, kemudian Isya datang pada pukul 23.28 nyaris tengah malam. Nah, bila dirangkaikan dengan sholat tarawih di masjid dengan segala tadarus dan doanya, maka seorang muslim dari Moskwa baru akan sampai rumahnya pada 01.30 dini hari. Lalu tidur sebentar (dua jam) sudah harus bangun lagi untuk sahur.

Bukan hanya itu, pada musim panas maka suhu udara juga naik menjadi sekitar 33 derajat Celcius di siang hari. Tentu saja hal ini menjadikan tenggorokan sangat kering karena udara disana tidak lembab. Pada musim panas tahun 2010, Moskwa mendapatkan udara panas hingga 40 derajat plus kebakaran hutan yang amat akut. Sudah gitu, tidak semua kantor dan perumahan memiliki fasilitas AC. Huh, benar-benar cape deh.
Ya, diatas hal tersebut, semua akan lebih berat buat para ibu yang harus menyiapkan dan menghidangkan makanan sahur dan buka. Istirahat mereka pastilah akan sangat pendek sekali. Mungkin tidur malam hanya satu setengah jam saja. Bandingkan dengan muslim di Indonesia yang rata-rata bisa mulai istirahat pada pukul 21.00 dan baru bangun sahur pada 03.30, alias bisa beristirahat selama 6,5 jam.
Memang, matahari tidak selamanya bercokol di bagian utara. Sesuai dengan kodratnya, pada bulan Agustus sudah mulai bergeser ke selatan sedikit demi sedikit. Artinya, waktu puasa juga semakin pendek dan waktu istirahat semakin panjang. Namun tetap saja masih jauh lebih lama dibanding di tanah air.

Diberdayakan oleh Blogger.

 
Design by IBENKZ TRILOGY © 2011