“Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (Q.S. An Nuur 24:35).
Saat ini sedang ramai dibicarakan tentang penemuan Lafadz Allah pada peristiwa Tsunami di Jepang kemaren melalui Video Streaming yang disiarkan oleh Televisi NHK – Jepang. Berikut gambarnya yang diambil dari tayang Video Streaming tersebut.
Saat ini sedang ramai dibicarakan tentang penemuan Lafadz Allah pada peristiwa Tsunami di Jepang kemaren melalui Video Streaming yang disiarkan oleh Televisi NHK – Jepang. Berikut gambarnya yang diambil dari tayang Video Streaming tersebut.
dan ini adalah Foto diatas yang telah diperjelas atau di beri garis bantu oleh penemu Lafadz tersebut.
Garis tersebut membentuk huruf arab yang bila dibaca akan menjadi “Bismillah”, yang artinya “Dengan menyebut ashma Allah”
Inilah Video Streaming yang berhubungan dengan gambar diatas :
Allahu ‘Alam Bishawab.
Sekali lagi Fenomena ini adalah hanya untuk orang yang mempercahyaiNYA dan tidak ada maksud dan tendensi apapun dalam menyikapi Musibah yang terjadi di Jepang tersebut. Kita tidak berhak untuk berprasangka dan hanya milik Allah sajalah Prasangka tentang Bencana Tsunami ini. sebaliknya bagi orang yang percaya jadikanlah ini sebagai hikmah untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah Subhana Huwata ‘Ala.
BENCANA ADALAH TAKDIR ILAHI
Sesungguhnya musibah dan bencana merupakan bagian dari takdir Allah Yang Maha Bijaksana. Allah ta’ala berfirman,
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ…
“Tidaklah menimpa suatu musibah kecuali dengan izin Allah. Barang siapa yang beriman kepada Allah maka Allah akan berikan petunjuk ke dalam hatinya.” (Qs. at-Taghabun: 11)
# Allah memiliki kehendak yang sesuai dengan kemuliaan dan keagungan diri-Nya.
# Kebaikan dan keburukan semuanya ditakdirkan oleh Allah ta’ala.
# Cobaan/musibah yang menimpa orang-orang yang beriman merupakan salah satu tanda kebaikan baginya selama hal itu tidak menyebabkannya meninggalkan kewajiban atau terjatuh dalam perkara yang diharamkan.
# Semestinya seseorang merasa khawatir atas kenikmatan dan kesehatan yang selama ini senantiasa dia rasakan. Sebab boleh jadi itu adalah istidraj/bentuk penundaan hukuman baginya, sementara dia tahu betapa banyak maksiat yang telah dilakukannya, wal ‘iyadzu billah.
# Wajibnya untuk berprasangka baik kepada Allah atas segala perkara dunia yang tidak mengenakkan yang menimpa diri kita
0 komentar:
Posting Komentar