Menurut kitab asal mula, Bahtera Nuh penyelamat banjir dahsyat, berada di Gunung Ararat di Turki. Benarkah bahtera itu berada di sana?
Mantan bintang Baywatch Donna D’Errico, baru-baru ini, mengumumkan akan pergi ke gunung itu guna mencari sisa-sisa Bahtera Nuh. Tiap tahun, banyak tim pendaki yang mengklaim menemukan bahtera itu. Bahkan pencarian satelit pada gunung dilakukan.
Pencarian itu fokus pada ‘Anomali Ararat’. Formasi seukuran bahtera di puncak gunung itu difoto Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) pada 1949. Bahkan, secara ilmiah, kebenaran adanya banjir dahsyat itu dipertanyakan.
Mungkin terdapat banjir besar selama setahun saat seorang pria beruntung dan keluarganya berada dalam perahu besar. Namun suatu hal tak ilmiah membayangkan sebuah bahtera berakhir di puncak Gunung Ararat setinggi 24,7 ribu meter.
Sederhananya, tak ada cukup air di Bumi mencapai Gunung Ararat yang memang tinggi, megah, dan berada di luar jangkauan air itu. Bagi mereka yang percaya keajaiban dan percaya adanya lebih banyak air saat banjir 40 hari pada enam ribu tahun silam itu, tetap saja mustahil Anomali Ararat adalah sebuah Bahtera.
Direktur Boston University Center for Remote Sensing Farouk El-Baz mengatakan, orang-orang itu menafsirkan citra satelit itu dengan pandangan bias. "Hingga kini, semua gambar yang pernah saya lihat bisa diartikan sebagai bentang alam," katanya.
Fitur yang ditafsirkan sebagai ‘Anomali Ararat’ adalah birai batu pada bayangan parsial yang dilengkapi ketebalan salju dan es yang bervariasi, tutupnya. [mor]
Mantan bintang Baywatch Donna D’Errico, baru-baru ini, mengumumkan akan pergi ke gunung itu guna mencari sisa-sisa Bahtera Nuh. Tiap tahun, banyak tim pendaki yang mengklaim menemukan bahtera itu. Bahkan pencarian satelit pada gunung dilakukan.
Pencarian itu fokus pada ‘Anomali Ararat’. Formasi seukuran bahtera di puncak gunung itu difoto Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) pada 1949. Bahkan, secara ilmiah, kebenaran adanya banjir dahsyat itu dipertanyakan.
Mungkin terdapat banjir besar selama setahun saat seorang pria beruntung dan keluarganya berada dalam perahu besar. Namun suatu hal tak ilmiah membayangkan sebuah bahtera berakhir di puncak Gunung Ararat setinggi 24,7 ribu meter.
Sederhananya, tak ada cukup air di Bumi mencapai Gunung Ararat yang memang tinggi, megah, dan berada di luar jangkauan air itu. Bagi mereka yang percaya keajaiban dan percaya adanya lebih banyak air saat banjir 40 hari pada enam ribu tahun silam itu, tetap saja mustahil Anomali Ararat adalah sebuah Bahtera.
Direktur Boston University Center for Remote Sensing Farouk El-Baz mengatakan, orang-orang itu menafsirkan citra satelit itu dengan pandangan bias. "Hingga kini, semua gambar yang pernah saya lihat bisa diartikan sebagai bentang alam," katanya.
Fitur yang ditafsirkan sebagai ‘Anomali Ararat’ adalah birai batu pada bayangan parsial yang dilengkapi ketebalan salju dan es yang bervariasi, tutupnya. [mor]
Berita Terkait
Sejarah
- Jam Modern Tertua Ditemukan di Australia
- Kamera Tertua dan Termahal di Dunia
- Foto peninggalan Nabi Muhammad SAW
- Asal Usul Waktu Pertandingan 45 Menit Dalam Sepak Bola
- Inilah Tentang Sejarah Indomaret
- Bendera-bendera dunia yang terlupakan oleh zaman
- Rahasia Dibalik Tanggal 17 Agustus 1945
- Peringatan tanggal 21 April (Hari Kartini)
- Bom Jepang Berisi Manusia [OHKA]
- Fakta Ilmiah: Perang Mahabarata Adalah Nyata
- Sejarah Teh Botol Sosro
- Inilah Orang Belanda Pelopor Penjajahan Indonesia
- Sejarah Danau Bandung Purba
- Sejarah Permen Loli
- Sejarah dan Asal Usul Radio
- Sejarah Asal Mula Penghapus
- Asal Mula Kata "Tank" (Kendaraan Tempur Berantai)
- Adolf Hitler
- UANG KERTAS INDONESIA TAHUN 1946
- 9 Pedang Milik Nabi Muhammad SAW Akan Dipamerkan
0 komentar:
Posting Komentar