Sabtu, 23 Juli 2011

Rambut Rasulullah SAW Tertinggal di Kota Kerala


Rambut yang diyakini sebagai rambut Rasulullah SAW

KERALA - Dari sejumput rambut, polemik bergulir. Rambut itu diyakini adalah helai-helai rambut milik manusia agung Rasulullah SAW. Dalam kotak kaca, kini tersimpan rapi di India Selatan, tepatnya di kota Kerala.

Dari mana asal rambut itu? Kelompok 'penjaga rambut' meyakini rambut itu berasal dari potongan rambut Rasulullah SAW saat melaksanakan ibadah haji. Beberapa orang yang berhaji bersama beliau memunguti rambut itu, dan menyimpannya secara turun temurun. Salah satunya, adalah leluhur tokoh agama terkemuka Kerala, Shaikh Aboobacker Ahmad.

Menjadi polemik, karena di situs tempat penyimpanan rambut itu, akan dibangun sebuah masjid agung berbiaya jutaan rupee. Sebagian mendukung pembangunan itu, banyak orang menentang.

Mengapa menentang? Mereka tak setuju jika situs itu nantinya dikeramatkan, dan jamaah menjadi syirik. "Mayoritas Muslim di negara telah menentang rencana ini karena terjadi benar-benar bertentangan dengan ajaran Nabi. Tidak ada dalil yang menyebutkan wajib membangun masjid untuk menjaga rambut Nabi dan tidak ada yang mencoba untuk melakukan bisnis dengan menggunakan rambut suci itu," kata kata MM Akbar, kepala editor bulanan majalah Samwadam Sneha, yang bertujuan untuk menyebarkan pesan Islam di Kerala.

Ia berbicara sebuah konferensi media internasional di Jeddah.


Pimpinan Jamaat-e-Islami Hind, Kerala, Ameer T Arifali, telah memperingatkan umat Islam di Kerala untuk waspada atas rencana untuk membangun sebuah masjid untuk pelestarian rambut Nabi Muhammad di Kozhikode itu. "Hal ini pada dasarnya merupakan upaya untuk melahirkan untuk sebuah kuil baru dalam Islam, yang benar-benar bertentangan dengan prinsip Islam," ujarnya.

Menurutnya, adalah tugas wajib dari gerakan reformis Islam di Kerala untuk mengalahkan upaya untuk membangun sebuah masjid di atas nama Nabi Muhammad. Masjid diproyeksikan bernama Masjid Sha're Mubarak ini akan dibangun megah oleh pengusaha setempat, AP Kanthapuram Abubacker Musliyar.

"Ini bukan waktu untuk mendiskusikan keaslian dan keaslian rambut. Membangun masjid di atas nama Nabi Muhammad bertentangan dengan ajaran dasar Islam, yang melarang semua bentuk fisik keilahian," kata Arifali.

Berita Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

 
Design by IBENKZ TRILOGY © 2011