Kamis, 21 April 2011

Benarkah Putri Diana Masih Hidup?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAEBDqjB3nUIiPy9eW5Qjiidf_UzoT4GN7UGjJ_1Mt05nJX-xsTg_RYKMgtzhb5M8qKT1B5pgRSnqgZoShmPVzVwBRCIN4yAwLCmFU8HX7HMZnFLLbRInA88NRL51DdeiJixi2zkSIlgQN/s1600/lady-diana.jpg
Ada yang bilang, bahwa Lady Di, sebetulnya masih hidup. Dan bahwa musibah mobil yang mengerikan di terowongan Alma di Paris adalah sebuah tipu-tipu yang membuat orang banyak yakin, bahwa Ratu Diana dan Dodi Fayed telah tewas, sehingga, karena orang yakin itu, keduanya bisa menikmati sisa hidup mereka, terkucil dari dunia ramai.

Coba saja, kata teori tersebut, tengok apakah anda pernah dengan mata kepala sendiri melihat jenazah Lady Di? Itulah sebabnya peti mayatnya langsung ditutup pada hari pemakamannya.

Tidak sepakat dengan teori konspirasi ini? Nggak apa-apa, masih ada teori-teori lainnya yang bisa anda pilih sendiri.

Sekitar 36 ribu websites telah dimasukkan ke internet setelah Pangeran Putri Wales ini dinyatakan tewas enam tahun yang lalu - angka yang luar biasa. Banyak dari website itu masih ada sampai kini.

Hipotesa mereka bervariasi, dari yang berbau James Bond, seperti dinas rahasia MI6 Inggris tengah berjuang mempertahankan monarki, sampai yang bernada lelucon 'itu pembunuhan yang direncanakan oleh para penjual bunga dunia, agar dagangan mereka laku'.

Sekarang ada lagi teori terbaru. Paul Burrell, mantan kacung istana Lady Di, mengaku dalam sebuah buku baru, bahwa Pangeran Putri Diana telah meramalkan kematiannya dalam sebuah kecelakaan mobil.

Tampaknya, dia sebegitu ketakutan dengan "kekuatan-kekuatan gelap" yang mengitari Istana, sehingga sepuluh bulan sebelum kematiannya dia menulis surat yang menggetarkan hati kepada Burrell, meminta agar Burrel menyimpannya sebagai sebuah 'polis asuransi'.

Rem mobilnya bisa diutak-atik orang, kata Putri Diana. Dia akan mengalami cedera kepala. Sebuah rencana tengah digodog oleh seseorang, yang disebutkan oleh Diana, tetapi yang jatidirinya menurut surat kabar Daily Mirror, yang menerbitkan buku baru ini secara seri, pantas untuk dirahasiakan. Dengan begitu, Pangeran Wales, atau Charles bisa menikah lagi.

Sekarang para wartawan juga sedang sibuk menyusun teori mengapa surat itu dengan tiba-tiba dimunculkan. Itu memang sebuah cerita besar, tetapi tidak anehlah kalau cerita besar itu baru 'naik' pada saat Burrel tengah menerbitkan sebuah buku yang secara potensial sangat menguntungkan.

Kalau lah dia percaya bahwa cerita ini memang sangat besar artinya, tidakkah seharusnya dia sudah mengungkapkannya kepada polisi yang menyelidiki tabrakan itu bertahun-tahun lalu?

Percaya nggak percaya, orang memang ramai memperbincangkan dongeng Paul Burrell ini. Nafsu orang untuk mendapatkan teori-teori konspirasi ternyata tetap tinggi - setinggi ketika teori-teori tentang kematian Elvis Presley dan serangan Sebelas September mulai merebak.

JF Kennedy konon menjadi korban persekongkolan CIA. Pendaratan Amerika di bulan konon dipalsukan. Serangan Sebelas September konon merupakan hasil persekongkolan Yahudi untuk memutar balik opini dunia agar melawan musuh Yahudi - yakni kaum Muslim.

Teori lainnya: Lady Di sudah mengandung pada waktu meninggal, dan Istana Buckingham tidak bisa menerima pemikiran orang bahwa dia harus menikah dengan seorang Arab.

Manakala kejadian-kejadian bersejarah yang mengerikan mengguncang jagad kita, kita berupaya untuk menemukan nalar di belakangnya dengan mencoba menemukan teori bayangan, yang seberapa pun buruknya, lebih disukai daripada fakta-fakta yang dingin, yang terkadang memang berdasar pada kenyataan bahwa musibah bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.

Kita merasa lebih enak mencerna teori bayangan daripada percaya bahwa seorang Pangeran Putri dengan kekayaan yang melimpah dan penjagaan bodyguards yang begitu ketat tetap bisa saja direnggut maut melalui sebuah kecelakaan lalu-lintas.

Secara psikologis kita membutuhkan teori-teori untuk lebih mampu memikul tragedi-tragedi hidup. Dan internet ikut menyuapi kegilaan dunia akan teori-teori itu.

Doktor Patrick Leman dari Royal Holloway University di London, telah melakukan riset psikologi tentang teori-teori semacam itu. "Kalau ada peristiwa besar terjadi, kita lebih suka mencari sebab-musabab yang besar juga," katanya. "Kalau tidak ada penjelasan yang kuat dan besar, dunia akan terasa tidak genap".

Awal tahun ini dia menyuruh 64 sukarelawan memilih salah satu dari empat skenario mengenai seorang presiden dari sebuah negara antah berantah - yang ceritanya telah ditembak mati seorang pembunuh atau selamat dari sebuah serangan.

Hasilnya menunjukkan, bahwa kalau ada sebuah peristiwa besar terjadi, seperti matinya seorang presiden, orang cenderung mencari 'penjelasan yang berskala besar', yang sangat mungkin menyangkut teori konspirasi.

Mereka lebih condong percaya pada teori persekongkolan untuk membunuh, daripada umpamanya, 'tindakan seseorang bersenjata yang tidak waras'. Patrick Leman mengatakan, "kalau hanya karena ulah seorang laki-laki tak waras, rasanya kurang mantab-lah".

Para sukarelawan itu diminta untuk memberi nilai sampai 150 untuk mengukur kepercayaan mereka terhadap teori bahwa Presiden Kennedy dan Ratu Diana adalah korban dari komplotan pembunuh, bahwa virus HIV-AIDS diciptakan di laboratorium, bahwa Uni Eropa sebenarnya ingin mencaplok Inggris Raya dan bahwa pemerintah Inggris menyembunyikan kenyataan bahwa 'makhluk-makhluk planet lain telah berada di Inggris' serta meredam informasi tentang adanya zat-zat beracun di makanan.

Skenario Kennedy kembali dengan nilai rata-rata 86, Uni Eropa ingin caplok Inggris dengan 60, teori Diana dibunuh 57, cerita orang planet di Inggris 49 dan virus AIDS dibuat di laboratorium 38, sedang kandungan racun di makanan 95.

Leman menyebut contoh lain. Orang lebih percaya kepada teori bahwa darah sopir Lady Di, Henri Paul, sudah diganti dengan darah orang lain, daripada hasil tes kedokteran yang menunjukkan bahwa sopir itu dalam keadaan mabuk ketika menyetir mobil naas itu.

Di Indonesia pun, kecenderungan semacam ini terjadi.

Ada yang bilang, bahwa Lady Di, sebetulnya masih hidup. Dan bahwa musibah mobil yang mengerikan di terowongan Alma di Paris adalah sebuah tipu-tipu yang membuat orang banyak yakin, bahwa Ratu Diana dan Dodi Fayed telah tewas, sehingga, karena orang yakin itu, keduanya bisa menikmati sisa hidup mereka, terkucil dari dunia ramai.

Coba saja, kata teori tersebut, tengok apakah anda pernah dengan mata kepala sendiri melihat jenazah Lady Di? Itulah sebabnya peti mayatnya langsung ditutup pada hari pemakamannya.

Tidak sepakat dengan teori konspirasi ini? Nggak apa-apa, masih ada teori-teori lainnya yang bisa anda pilih sendiri.

Sekitar 36 ribu websites telah dimasukkan ke internet setelah Pangeran Putri Wales ini dinyatakan tewas enam tahun yang lalu - angka yang luar biasa. Banyak dari website itu masih ada sampai kini.

Hipotesa mereka bervariasi, dari yang berbau James Bond, seperti dinas rahasia MI6 Inggris tengah berjuang mempertahankan monarki, sampai yang bernada lelucon 'itu pembunuhan yang direncanakan oleh para penjual bunga dunia, agar dagangan mereka laku'.

Sekarang ada lagi teori terbaru. Paul Burrell, mantan kacung istana Lady Di, mengaku dalam sebuah buku baru, bahwa Pangeran Putri Diana telah meramalkan kematiannya dalam sebuah kecelakaan mobil.

Tampaknya, dia sebegitu ketakutan dengan "kekuatan-kekuatan gelap" yang mengitari Istana, sehingga sepuluh bulan sebelum kematiannya dia menulis surat yang menggetarkan hati kepada Burrell, meminta agar Burrel menyimpannya sebagai sebuah 'polis asuransi'.

Rem mobilnya bisa diutak-atik orang, kata Putri Diana. Dia akan mengalami cedera kepala. Sebuah rencana tengah digodog oleh seseorang, yang disebutkan oleh Diana, tetapi yang jatidirinya menurut surat kabar Daily Mirror, yang menerbitkan buku baru ini secara seri, pantas untuk dirahasiakan. Dengan begitu, Pangeran Wales, atau Charles bisa menikah lagi.

Sekarang para wartawan juga sedang sibuk menyusun teori mengapa surat itu dengan tiba-tiba dimunculkan. Itu memang sebuah cerita besar, tetapi tidak anehlah kalau cerita besar itu baru 'naik' pada saat Burrel tengah menerbitkan sebuah buku yang secara potensial sangat menguntungkan.

Kalau lah dia percaya bahwa cerita ini memang sangat besar artinya, tidakkah seharusnya dia sudah mengungkapkannya kepada polisi yang menyelidiki tabrakan itu bertahun-tahun lalu?

Percaya nggak percaya, orang memang ramai memperbincangkan dongeng Paul Burrell ini. Nafsu orang untuk mendapatkan teori-teori konspirasi ternyata tetap tinggi - setinggi ketika teori-teori tentang kematian Elvis Presley dan serangan Sebelas September mulai merebak.

JF Kennedy konon menjadi korban persekongkolan CIA. Pendaratan Amerika di bulan konon dipalsukan. Serangan Sebelas September konon merupakan hasil persekongkolan Yahudi untuk memutar balik opini dunia agar melawan musuh Yahudi - yakni kaum Muslim.

Teori lainnya: Lady Di sudah mengandung pada waktu meninggal, dan Istana Buckingham tidak bisa menerima pemikiran orang bahwa dia harus menikah dengan seorang Arab.

Manakala kejadian-kejadian bersejarah yang mengerikan mengguncang jagad kita, kita berupaya untuk menemukan nalar di belakangnya dengan mencoba menemukan teori bayangan, yang seberapa pun buruknya, lebih disukai daripada fakta-fakta yang dingin, yang terkadang memang berdasar pada kenyataan bahwa musibah bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.

Kita merasa lebih enak mencerna teori bayangan daripada percaya bahwa seorang Pangeran Putri dengan kekayaan yang melimpah dan penjagaan bodyguards yang begitu ketat tetap bisa saja direnggut maut melalui sebuah kecelakaan lalu-lintas.

Secara psikologis kita membutuhkan teori-teori untuk lebih mampu memikul tragedi-tragedi hidup. Dan internet ikut menyuapi kegilaan dunia akan teori-teori itu.

Doktor Patrick Leman dari Royal Holloway University di London, telah melakukan riset psikologi tentang teori-teori semacam itu. "Kalau ada peristiwa besar terjadi, kita lebih suka mencari sebab-musabab yang besar juga," katanya. "Kalau tidak ada penjelasan yang kuat dan besar, dunia akan terasa tidak genap".

Awal tahun ini dia menyuruh 64 sukarelawan memilih salah satu dari empat skenario mengenai seorang presiden dari sebuah negara antah berantah - yang ceritanya telah ditembak mati seorang pembunuh atau selamat dari sebuah serangan.

Hasilnya menunjukkan, bahwa kalau ada sebuah peristiwa besar terjadi, seperti matinya seorang presiden, orang cenderung mencari 'penjelasan yang berskala besar', yang sangat mungkin menyangkut teori konspirasi.

Mereka lebih condong percaya pada teori persekongkolan untuk membunuh, daripada umpamanya, 'tindakan seseorang bersenjata yang tidak waras'. Patrick Leman mengatakan, "kalau hanya karena ulah seorang laki-laki tak waras, rasanya kurang mantab-lah".

Para sukarelawan itu diminta untuk memberi nilai sampai 150 untuk mengukur kepercayaan mereka terhadap teori bahwa Presiden Kennedy dan Ratu Diana adalah korban dari komplotan pembunuh, bahwa virus HIV-AIDS diciptakan di laboratorium, bahwa Uni Eropa sebenarnya ingin mencaplok Inggris Raya dan bahwa pemerintah Inggris menyembunyikan kenyataan bahwa 'makhluk-makhluk planet lain telah berada di Inggris' serta meredam informasi tentang adanya zat-zat beracun di makanan.

Skenario Kennedy kembali dengan nilai rata-rata 86, Uni Eropa ingin caplok Inggris dengan 60, teori Diana dibunuh 57, cerita orang planet di Inggris 49 dan virus AIDS dibuat di laboratorium 38, sedang kandungan racun di makanan 95.

Leman menyebut contoh lain. Orang lebih percaya kepada teori bahwa darah sopir Lady Di, Henri Paul, sudah diganti dengan darah orang lain, daripada hasil tes kedokteran yang menunjukkan bahwa sopir itu dalam keadaan mabuk ketika menyetir mobil naas itu.
Ada yang bilang, bahwa Lady Di, sebetulnya masih hidup. Dan bahwa musibah mobil yang mengerikan di terowongan Alma di Paris adalah sebuah tipu-tipu yang membuat orang banyak yakin, bahwa Ratu Diana dan Dodi Fayed telah tewas, sehingga, karena orang yakin itu, keduanya bisa menikmati sisa hidup mereka, terkucil dari dunia ramai.

Coba saja, kata teori tersebut, tengok apakah anda pernah dengan mata kepala sendiri melihat jenazah Lady Di? Itulah sebabnya peti mayatnya langsung ditutup pada hari pemakamannya.

Tidak sepakat dengan teori konspirasi ini? Nggak apa-apa, masih ada teori-teori lainnya yang bisa anda pilih sendiri.

Sekitar 36 ribu websites telah dimasukkan ke internet setelah Pangeran Putri Wales ini dinyatakan tewas enam tahun yang lalu - angka yang luar biasa. Banyak dari website itu masih ada sampai kini.

Hipotesa mereka bervariasi, dari yang berbau James Bond, seperti dinas rahasia MI6 Inggris tengah berjuang mempertahankan monarki, sampai yang bernada lelucon 'itu pembunuhan yang direncanakan oleh para penjual bunga dunia, agar dagangan mereka laku'.

Sekarang ada lagi teori terbaru. Paul Burrell, mantan kacung istana Lady Di, mengaku dalam sebuah buku baru, bahwa Pangeran Putri Diana telah meramalkan kematiannya dalam sebuah kecelakaan mobil.

Tampaknya, dia sebegitu ketakutan dengan "kekuatan-kekuatan gelap" yang mengitari Istana, sehingga sepuluh bulan sebelum kematiannya dia menulis surat yang menggetarkan hati kepada Burrell, meminta agar Burrel menyimpannya sebagai sebuah 'polis asuransi'.

Rem mobilnya bisa diutak-atik orang, kata Putri Diana. Dia akan mengalami cedera kepala. Sebuah rencana tengah digodog oleh seseorang, yang disebutkan oleh Diana, tetapi yang jatidirinya menurut surat kabar Daily Mirror, yang menerbitkan buku baru ini secara seri, pantas untuk dirahasiakan. Dengan begitu, Pangeran Wales, atau Charles bisa menikah lagi.

Sekarang para wartawan juga sedang sibuk menyusun teori mengapa surat itu dengan tiba-tiba dimunculkan. Itu memang sebuah cerita besar, tetapi tidak anehlah kalau cerita besar itu baru 'naik' pada saat Burrel tengah menerbitkan sebuah buku yang secara potensial sangat menguntungkan.

Kalau lah dia percaya bahwa cerita ini memang sangat besar artinya, tidakkah seharusnya dia sudah mengungkapkannya kepada polisi yang menyelidiki tabrakan itu bertahun-tahun lalu?

Percaya nggak percaya, orang memang ramai memperbincangkan dongeng Paul Burrell ini. Nafsu orang untuk mendapatkan teori-teori konspirasi ternyata tetap tinggi - setinggi ketika teori-teori tentang kematian Elvis Presley dan serangan Sebelas September mulai merebak.

JF Kennedy konon menjadi korban persekongkolan CIA. Pendaratan Amerika di bulan konon dipalsukan. Serangan Sebelas September konon merupakan hasil persekongkolan Yahudi untuk memutar balik opini dunia agar melawan musuh Yahudi - yakni kaum Muslim.

Teori lainnya: Lady Di sudah mengandung pada waktu meninggal, dan Istana Buckingham tidak bisa menerima pemikiran orang bahwa dia harus menikah dengan seorang Arab.

Manakala kejadian-kejadian bersejarah yang mengerikan mengguncang jagad kita, kita berupaya untuk menemukan nalar di belakangnya dengan mencoba menemukan teori bayangan, yang seberapa pun buruknya, lebih disukai daripada fakta-fakta yang dingin, yang terkadang memang berdasar pada kenyataan bahwa musibah bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.

Kita merasa lebih enak mencerna teori bayangan daripada percaya bahwa seorang Pangeran Putri dengan kekayaan yang melimpah dan penjagaan bodyguards yang begitu ketat tetap bisa saja direnggut maut melalui sebuah kecelakaan lalu-lintas.

Secara psikologis kita membutuhkan teori-teori untuk lebih mampu memikul tragedi-tragedi hidup. Dan internet ikut menyuapi kegilaan dunia akan teori-teori itu.

Doktor Patrick Leman dari Royal Holloway University di London, telah melakukan riset psikologi tentang teori-teori semacam itu. "Kalau ada peristiwa besar terjadi, kita lebih suka mencari sebab-musabab yang besar juga," katanya. "Kalau tidak ada penjelasan yang kuat dan besar, dunia akan terasa tidak genap".

Awal tahun ini dia menyuruh 64 sukarelawan memilih salah satu dari empat skenario mengenai seorang presiden dari sebuah negara antah berantah - yang ceritanya telah ditembak mati seorang pembunuh atau selamat dari sebuah serangan.

Hasilnya menunjukkan, bahwa kalau ada sebuah peristiwa besar terjadi, seperti matinya seorang presiden, orang cenderung mencari 'penjelasan yang berskala besar', yang sangat mungkin menyangkut teori konspirasi.

Mereka lebih condong percaya pada teori persekongkolan untuk membunuh, daripada umpamanya, 'tindakan seseorang bersenjata yang tidak waras'. Patrick Leman mengatakan, "kalau hanya karena ulah seorang laki-laki tak waras, rasanya kurang mantab-lah".

Para sukarelawan itu diminta untuk memberi nilai sampai 150 untuk mengukur kepercayaan mereka terhadap teori bahwa Presiden Kennedy dan Ratu Diana adalah korban dari komplotan pembunuh, bahwa virus HIV-AIDS diciptakan di laboratorium, bahwa Uni Eropa sebenarnya ingin mencaplok Inggris Raya dan bahwa pemerintah Inggris menyembunyikan kenyataan bahwa 'makhluk-makhluk planet lain telah berada di Inggris' serta meredam informasi tentang adanya zat-zat beracun di makanan.

Skenario Kennedy kembali dengan nilai rata-rata 86, Uni Eropa ingin caplok Inggris dengan 60, teori Diana dibunuh 57, cerita orang planet di Inggris 49 dan virus AIDS dibuat di laboratorium 38, sedang kandungan racun di makanan 95.

Leman menyebut contoh lain. Orang lebih percaya kepada teori bahwa darah sopir Lady Di, Henri Paul, sudah diganti dengan darah orang lain, daripada hasil tes kedokteran yang menunjukkan bahwa sopir itu dalam keadaan mabuk ketika menyetir mobil naas itu.

Di Indonesia pun, kecenderungan semacam ini terjadi.

 
 indonesian@bbc.co.uk

Berita Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

 
Design by IBENKZ TRILOGY © 2011