Sebuah instrumen penunjuk waktu ditemukan di antara tumpukan pipa, yang tersimpan di dalam suatu gudang di sebuah pertanian di Queensland, Australia. Bisa dikatakan ini merupakan jam pertama yang membagi satu hari menjadi 24 jam.
Selama 20 tahun, benda sejarah bernilai tinggi ini tergeletak begitu saja, tanpa ada yang menyadari. Pada tahun '70-an, sebenarnya pemiliknya, Christopher Becker, yang saat itu masih anak-anak, menemukan 'jam' itu dalam sebuah tas penyimpanan pipa. Becker kemudian mendesak ayahnya untuk membawa 'jam' itu ke sebuah museum di Queensland.
Saat itu, benda itu diidentifikasi sebagai astrolabe. Tapi, waktu itu museum belum mengetahui nilai historis yang dimiliki astrolabe tersebut.
Becker lalu menyimpan benda itu, hingga tahun lalu. Saat membaca sebuah artikel mengenai tiga benda kuadran waktu yang dimiliki Raja, Becker kembali teringat benda yang pernah ditemukannya 20 tahun lalu itu.
Ternyata benda itu adalah salah satu kuadran waktu yang memiliki segel pribadi Raja Richard II. Becker pun menghubungi British Museum. Oleh British Museum, benda itu diidentifikasi sebagai instrumen penunjuk waktu tertua kedua, yang pernah dimiliki Inggris. Adapun yang pertama merupakan Chaucer Astrolabe, yang tersimpan di British Museum.
Dengan sengkalan (angka yang menunjukkan tahun) berasal dari tahun 1396, kuadran waktu itu memiliki nilai tinggi saat akan dijual oleh rumah lelang Bonhams, bulan depan. Nilai kuadran waktu ini diperkirakan mencapai 150 hingga 200 Ribu Poundsterling, atau sekitar Rp 2,1 hingga 2,85 milyar.
"Saya percaya benda sepenting ini layak untuk mendapatkan perlakuan lebih baik, ketimbang hanya berada di meja saya, dan menjadi pengingat apa yang menjadi hasrat saya untuk mengkoleksi benda antik," ucap Becker.
Benda ini memang bernilai penting dalam pembabakan sejarah manusia mengenal waktu. Di benda ini, waktu dalam satu hari terbagi dalam 24 jam, yang memang mulai berkembang pada abad ke-14.
Salah satu contoh penggunaan waktu ini adalah saat Richard II melepaskan tahtanya pada 30 September 1399, yang digambarkan terjadi saat jam berdentang sembilan kali.
Dalam benda yang dimiliki Becker, terdapat gambar rusa jantan dengan lambang kerajaan di lehernya. Ini merupakan simbol yang diasosiasikan dengan Richard II.
Lalu bagaimana cara kuadran waktu ini bisa berpindah hingga jauh ke Australia? Ini dipercaya karena pewarisnya pada tahun 1800 meninggalkan Inggris Utara dan berimigrasi ke New Zealand dan Australia.
• VIVAnews
Selama 20 tahun, benda sejarah bernilai tinggi ini tergeletak begitu saja, tanpa ada yang menyadari. Pada tahun '70-an, sebenarnya pemiliknya, Christopher Becker, yang saat itu masih anak-anak, menemukan 'jam' itu dalam sebuah tas penyimpanan pipa. Becker kemudian mendesak ayahnya untuk membawa 'jam' itu ke sebuah museum di Queensland.
Saat itu, benda itu diidentifikasi sebagai astrolabe. Tapi, waktu itu museum belum mengetahui nilai historis yang dimiliki astrolabe tersebut.
Becker lalu menyimpan benda itu, hingga tahun lalu. Saat membaca sebuah artikel mengenai tiga benda kuadran waktu yang dimiliki Raja, Becker kembali teringat benda yang pernah ditemukannya 20 tahun lalu itu.
Ternyata benda itu adalah salah satu kuadran waktu yang memiliki segel pribadi Raja Richard II. Becker pun menghubungi British Museum. Oleh British Museum, benda itu diidentifikasi sebagai instrumen penunjuk waktu tertua kedua, yang pernah dimiliki Inggris. Adapun yang pertama merupakan Chaucer Astrolabe, yang tersimpan di British Museum.
Dengan sengkalan (angka yang menunjukkan tahun) berasal dari tahun 1396, kuadran waktu itu memiliki nilai tinggi saat akan dijual oleh rumah lelang Bonhams, bulan depan. Nilai kuadran waktu ini diperkirakan mencapai 150 hingga 200 Ribu Poundsterling, atau sekitar Rp 2,1 hingga 2,85 milyar.
"Saya percaya benda sepenting ini layak untuk mendapatkan perlakuan lebih baik, ketimbang hanya berada di meja saya, dan menjadi pengingat apa yang menjadi hasrat saya untuk mengkoleksi benda antik," ucap Becker.
Benda ini memang bernilai penting dalam pembabakan sejarah manusia mengenal waktu. Di benda ini, waktu dalam satu hari terbagi dalam 24 jam, yang memang mulai berkembang pada abad ke-14.
Salah satu contoh penggunaan waktu ini adalah saat Richard II melepaskan tahtanya pada 30 September 1399, yang digambarkan terjadi saat jam berdentang sembilan kali.
Dalam benda yang dimiliki Becker, terdapat gambar rusa jantan dengan lambang kerajaan di lehernya. Ini merupakan simbol yang diasosiasikan dengan Richard II.
Lalu bagaimana cara kuadran waktu ini bisa berpindah hingga jauh ke Australia? Ini dipercaya karena pewarisnya pada tahun 1800 meninggalkan Inggris Utara dan berimigrasi ke New Zealand dan Australia.
0 komentar:
Posting Komentar